Tari Topeng sendiri diperkirakan muncul pada masa awal abad 20 dan
berkembang luas semasa perang kemerdekaan. Tari Topeng adalah perlambang
bagi sifat manusia, karenanya banyak model topeng yang menggambarkan
situasi yang berbeda, menangis, tertawa, sedih, malu dan sebagainya.
Bisanya tari ini ditampilkan dalam sebuah fragmentasi hikayat atau
cerita rakyat setempat tentang berbagai hal terutama bercerita tentang
kisah2 panji.
Sampai saat ini Tari Topeng masih bertahan dan masih memiliki sesepuh
yaitu Mbah Karimun yang tidak hanya memiliki keterampilan memainkan
tari ini namun juga menciptakan model2 topeng dan menceritakan kembali
hikayat yang sudah berumur ratusan tahun. Sayang sekali Mbah Karimun
tidak memiliki penerus yang dapat menggantikan dirinya melestarikan
kesenian khas daerah Malang ini. Dengan demikian walaupun masih bertahan
namun Tari Topeng sudah mendekati kepunahan walaupun masih tetap
mengikuti event2 penting kesenian tradisional tingkat nasional.
Dengan keahliannya membuat topeng juga telah menyediakan lapangan
pekerjaan bagi puluhan perajin topeng. Dipasarkan sebagai souvenir di
tempat2 wisata dan galeri2 seni dengan harga yang cukup terjangkau.
Perhatian dan dukungan yang lebih kongkret perlu diberikan oleh Pemda
dan instansi2 terkait untuk mempopulerkan kembali kesenian khas Malang
ini di masyarakat.
Tari Beskalan
Tari Bedayan Malang
Penggambaran sifat dan sikap keterbukaan Masyarakat Kota Malang, yang diungkapkan penuh kesederhanaan dan lugas. Membuka diri, khususnya dalam menerima tamu merupakan ritus tersendiri. Menghargai dan menghormati serta melayani tamu adalah bagian cukup penting dalam hubungan bermasyarakat. Hal tersebut dilandasi pemahaman bahwa tamu adalah raja dan pasti membawa berkah.
Tari Grebeg Wiratama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar